introvert illustration |
Selamat Pagi! Akhirnya setelah sekian lama terbengkalai, akan ada lagi tulisan-tulisan random yang semoga bermanfaat. firstly, sebenernya awalnya aku masih sering bingung buat mengindentifikasi diri sendiri apakah aku masuk introvert, outgoing introvert atau ambivert. ketiganya hampir sama menurutku sampai pada akhirnya aku bisa nyimpulin "wah aku bener-bener introvert sejati ternyata".
Nggaktau kenapa perbincangan mengenai personality selalu menarik buatku, salah satu cara buat memahami orang ya lewat ini. Jadi ketika kita tau seseorang dengan personality tertentu kita bisa lebih mengerti apa yang ia butuhkan, misal ketika orang ekstrovert lagi sedih ia lebih suka menghabiskan waktu dengan berkegiatan yang melibatkan interaksi dengan banyak orang. Atau ketika yang sedih adalah seorang introvert ia lebih nyaman buat menyendiri, membutuhkan ketenangan buat melihat kembali apa yang sudah terjadi dan tindakan selanjutnya yang harus diambil a.k.a merenung (walaupun mungkin ngga semua tapi itu setidaknya yang bisa aku simpulkan dari beberapa artikel yang aku baca). Begitupun aku, yep i'm a true introvert, dan berdasarkan tes Myers-Birggs Type Indicator (MBTI) yaitu sebuah psikotes yang dirancang untuk mengukur preferensi psikologis seseorang dalam melihat dunia dan membuat keputusan (dikembangkan oleh Isabel Briggs Myers), hasilnya adalah ISFJ. Apa itu ISFJ? Introversion (I) yaitu seseorang yang introvert, cenderung pendiam dan suka menyendiri. Sensing (S) yaitu lebih berkonsentrasi pada informasi daripada teori abstrak. Feeling (F) yaitu menaruh perhatian pada personal daripada informasi obyektif. Judging (J) adalah seorang perencana dan cenderung untuk mengorganisir dengan baik. Diperkirakan populasi ISFJ didunia yakni antara 9-14% dari populasi dunia. Untuk lebih jelas tentang ISFJ ini bisa dicek di https://www.16personalities.com/isfj-personality
Sebelum ini kupikir aku tergolong ambivert, kok bisa? karena kupikir aku suka bertemu orang-orang baru dari banyak tempat dan latar belakang, berkenalan, bertukar cerita dlsb. tapi pertanyaan muncul ketika obrolan itu menjadi sesuatu yang monoton, berulang, mulai membicarakan yang kupikir ga penting (baca: bergosip) atau mulai bertanya kepada hal yang bersifat privasi misalnya asmara dkk. Aku lebih nyaman berinteraksi dengan satu orang dibanding berada dalam kelompok yang terdiri dari banyak orang. Kecuali rapat, kerja kelompok atau kegiatan kelompok lain yang menurutku bermanfaat dan dirasa aku punya tanggung jawab dan dibutuhkan disana. Menyukai tempat yang tenang, tidak terlalu sepi maupun ramai especially ruang terbuka hijau karena biasanya ide-ide atau inspirasi muncul karena mungkin suasana yang tenang dan otak sedang relaks. Daripada nongki-nongki cantik tanpa ada rencana obrolan yang jelas. Tapi bukan berarti pure aku gamau ketika diajak temen-temen buat sekedar ngobrolin hal-hal ringan, kadang kita perlu untuk keluar dari zona nyaman dan melihat dari sundut pandang yang berbeda supaya bisa membaur, dan sampai sekarang akupun masih berusaha. Biasanya aku bisa tetap nyaman dimanapun tempatnya ketika bersama dengan orang-orang yang kuanggap spesial bisa sahabat, teman dekat, keluarga, orang yang kupercaya pokoknya. Ya aku sependapat dengan perkataan seseorang "bukan masalah tempatnya, tapi bersama siapa".
Sangat melelahkan ketika berada di tempat yang ramai dan suasana tidak teratur misalnya karnaval atau konser band. Jelas aku lebih memilih buat dirumah wkw tapi beda kasus kalau di tempat dengan banyak orang namun kondusif dan nyaman misalkan seminar, choir concert, pertunjukan wayang dlsb. Banyak orang menilai bahwa orang-orang seperti aku itu kaku, gabisa bercanda, sensitif dan hal-hal menyebalkan lain. That's totally wrong guys, kami hanya sulit mengekspresikan perasaan, jadi terkesan sangat pendiam. padahal dalam hati "woy aku juga pengen kayak kalian, bisa ngomong banyak terutama didepan banyak orang, dan nggak malu berekspresi". Banyak sekali yang sebetulnya ada dipikiran dan pengen disampaikan tapi kami butuh waktu yang tidak sebentar mengolah kata untuk bisa disampaikan misalnya. mau menyampaikan ide dalam suatu forum, mau tanya ke dosen ketika kelas dan bahkan ketika mencoba ingin spontan malah gugup dan apa yang disampaikan malah amburadul dan ngga tepat sasaran. Tapi sisi positif yang bisa kaum introvert ambil adalah kami merasa bisa mengontrol apa yang keluar dari mulut karena emang butuh mikir dulu hanya buat mau ngomong sesuatu. Ngomongin tentang how we as introverts express our feelings, setiap orang punya caranya sendiri, kalau aku biasanya nulis diari atau dengan cara bermain musik atau bernyanyi karena hobiku musik, lewat sosial media, biasanya orang-orang seperti kami sangat dekat dengan sosial media sebagai tempat menyalurkan ekspresi diri. Hal lain adalah kami tidak terlalu suka sesuatu yang bersifat spontan contohnya presentasi tanpa persiapan. Bukan materinya yang tidak menguasai tapi mengolah katanya itu sangat sulit menurutku, tapi walaupun begitu harus tetap berusaha mendorong diri untuk terus berlatih mengingat kita selalu dituntut untuk selalu siap dimanapun kapanpun bukan hanya untuk sekarang tetapi didunia kerja nantinya.
Yash, itu dia. Tapi aku perlu tegaskan bahwa nggak semua orang introvert sama seperti apa yang aku tulis. Dilihat dari judulnya, ini introvertnya Rara dan bagaimana aku menghadapi kesulitan dari personality ku sendiri. Semoga bermanfaat :)
Rara Rastri
Purwodadi, 19 Agustus 2018