Source : google pictures |
-
Ada hal-hal yang orang lain tidak akan pernah mengerti. Seperti rasanya ketika melihat ketidakadilan yang masih terus berjalan, menerus dan terus pada sebuah tempat yang sama. Atau ketika pikiran gelap mengulang secara tiba-tiba dan menelan semua keinginan dan hasrat yang telah ada. Seperti ketika menerima pesan bela sungkawa yang sebenarnya tak bisa menggantikan rasa kehilangan yang akan terus ada untuk waktu yang lama. Seperti menahan rasa sakit yang menusuk sambil sibuk membuatnya seakan terlihat tidak terjadi apa-apa. Seperti perjalanan penemuan diri sendiri yang berujung pada keputusan-keputusan yang memisahkan hari ini dengan masa lalu. Seperti hal-hal yang terjadi di dalam keluarga, dan bagaimana aku mencoba memahaminya. Seperti nikmatnya kebebasan-kebebasan soal dimana aku tak perlu tunduk pada konstrunsi sosial yang menindas. Seperti perasaan damai yang muncul dari lingkungan yang asri dan dedaunan yang hijau. Seperti ketakutan akan perpisahan dengan orang-orang yang kita sayangi. Seperti semangat yang membara atau alasan dibalik tindakan-tindakan yang telah kita ambil. Seperti kecemasan akan hal-hal yang akan terjadi. Seperti rasanya tumbuh dalam perbedaan. Seperti rasanya keputusasaan, kepasrahan yang didorong oleh kesadaran akan realitas yang ada. Seperti sulitnya mengekspresikan emosi atau perasaan sedih yang tiba-tiba.
Ada hal-hal yang orang lain tidak akan pernah mengerti. Mungkin mereka tidak mau (mampu untuk) mengerti. (ya, sepertinya) Mereka tidak akan mengerti. Tapi aku (mungkin, semoga) mengerti.
Ada hal-hal yang orang lain tidak akan pernah mengerti. Seperti rasanya ketika melihat ketidakadilan yang masih terus berjalan, menerus dan terus pada sebuah tempat yang sama. Atau ketika pikiran gelap mengulang secara tiba-tiba dan menelan semua keinginan dan hasrat yang telah ada. Seperti ketika menerima pesan bela sungkawa yang sebenarnya tak bisa menggantikan rasa kehilangan yang akan terus ada untuk waktu yang lama. Seperti menahan rasa sakit yang menusuk sambil sibuk membuatnya seakan terlihat tidak terjadi apa-apa. Seperti perjalanan penemuan diri sendiri yang berujung pada keputusan-keputusan yang memisahkan hari ini dengan masa lalu. Seperti hal-hal yang terjadi di dalam keluarga, dan bagaimana aku mencoba memahaminya. Seperti nikmatnya kebebasan-kebebasan soal dimana aku tak perlu tunduk pada konstrunsi sosial yang menindas. Seperti perasaan damai yang muncul dari lingkungan yang asri dan dedaunan yang hijau. Seperti ketakutan akan perpisahan dengan orang-orang yang kita sayangi. Seperti semangat yang membara atau alasan dibalik tindakan-tindakan yang telah kita ambil. Seperti kecemasan akan hal-hal yang akan terjadi. Seperti rasanya tumbuh dalam perbedaan. Seperti rasanya keputusasaan, kepasrahan yang didorong oleh kesadaran akan realitas yang ada. Seperti sulitnya mengekspresikan emosi atau perasaan sedih yang tiba-tiba.
Ada hal-hal yang orang lain tidak akan pernah mengerti. Mungkin mereka tidak mau (mampu untuk) mengerti. (ya, sepertinya) Mereka tidak akan mengerti. Tapi aku (mungkin, semoga) mengerti.
Pada
akhirnya, hanya kita sendiri yang benar-benar mengerti, apa, siapa, bagaimana
dan mengapa di balik hal-hal yang kita miliki.