Rastri Rara


Yang aku tau mereka tidak perlu tau prosesmu, cukup simpan saja itu dan keluarkan jika dibutuhkan. Mereka hanya tau hasil, itu pointnya.

Aku sudah sering bilang "good things take time". Tidak ada jaminan sesuatu yang diselesaikan dengan cepat sudah pasti hasilnya kurang maksimal. begitupun sebaliknya, sesuatu yang diselesaikan dengan waktu lama akan maksimal hasilnya. kunci dari kata-kata saya adalah "time". Kapabilitas kita berbeda-beda, masing-masing orang punya waktu yang berbeda untuk menyelesaikan sesuatu. Analoginya seperti ini, seorang seniman akan membuat karya sesuai apa yang ia inginkan dalam jangka waktu tertentu. Antara seniman satu dengan yang lainnya jelas berbeda, baik dari segi waktu penyelesaiannya, pun hasilnya.

Aku juga sudah bilang, ini sangat personal. maka dari itu mereka tidak perlu tau prosesmu. Terkadang beberapa orang hanya ingin tahu, bahkan menjadikan proses seseorang sebagai indikator untuk proses mereka (ini yang enggak banget) dan bukan berniat untuk sharing, tukar pikiran, memberi kritik/saran. Padahal di masa-masa sekarang dimana lagi pusing-pusingnya menghadapi hiruk pikuk perskripsian kita butuh dikelilingi orang-orang yang saling menguatkan a.k.a support system. Kelompok diskusi atau sharing nampaknya jadi solusi yang tepat untuk membantu kita terus berprogres, pertanyaan seperti "udah sampai mana ngerjainnya", "Aku dapet literatur tentang topik mu", "Tentang konsep ini, coba baca bukunya...." dan masih banyak lagi. Secara nggak langsung kita ter-monitoring.

Bil's quotes : patuhi timeline yang kita buat sendiri, fokus, kerjakan sebaik mungkin tapi ojo sepaneng. urip nek digawe sepaneng gak asik. 


Rara Rastri,
Kamis, 21 November 2019


Dok : Fernando F., Loc : Pemalang

Sering bingung mau ngapain sementara isi kepala penuh. Saking banyaknya yang dipikirin jadi bingung sebenernya aku mikirin apa sih. 

Usiaku saat ini 21 tahun. Bagiku ini adalah saat-saat krusial dalam mempersiapkan dan mencapai apa yang aku inginkan di masa depan. Banyak banget hal yang bikin insecure, yang paling kerasa itu insecure tentang masa depan. Masa depan di benakku itu ya meliputi jodoh, karir dan pendidikan. Jadi nggak boleh main-main dan hati-hati ambil keputusan kalau udah menyangkut 3 hal itu. Disisi lain, kerinduan soal menghabiskan waktu bersama teman-teman dan orang-orang terdekat semakin sering hadir. Rasanya nggak pengen cepet-cepet berlalu, tapi juga nggak mau lama-lama larut jadi kita malah lupa apa tujuan kita :). Aku berharap semoga kita masih bisa menikmati waktu ditengah hiruk pikuk kesibukan masing-masing.

Yang paling kerasa juga adalah circle pertemanan menjadi semakin mengecil. Analisisku ya karena semakin kita dewasa prioritas kita semakin berubah. Udah bukan saatnya keseringan nongkrong cantik dan menghabiskan waku dengan hal-hal yang nggak bermanfaat. Memang semakin kesini, kita  semakin bisa melihat orang-orang yang sebetulnya toxic atau enggak. Rasanya hal-hal semacam itu (orang-orang toxic) nggak perlu masuk list hal-hal yang perlu dipikirin. Kadang kita nggak sadar kalau kita melakukan sesuatu  supaya orang lain suka atau supaya kita bisa tetap berteman dengan mereka. Itu hak dan pilihan masing-masing orang memang, tapi itu artinya "mereka" udah merenggut hak kamu buat kamu menjadi dirimu sendiri dong. 

Berbeda kasus lagi, sebaliknya, aku bertemu dengan orang-orang yang sangat "mencintai" dirinya sendiri  sampai lupa kalau kita makhluk sosial. Hak kita berbatasan dengan hak orang lain, a.k.a kebablasan.  Emang gampang-gampang susah kalau ngomongin pola interaksi dan hal-hal seperti hubungan sosial era milenial. Yang jelas lingkungan sangat ikut andil dalam ngebentuk kita, jadi sebaiknya kita harus bijak dan harus punya visi yang mengendalikan. 

Terimakasih sudah menyempatkan melihat secuil dari isi batinku. Semoga Tuhan senantiasa melindungi.


 

Yang terpenting adalah bukan seberapa tinggi pendidikanmu, tapi bagaimana kamu mengimplementasikan ilmu yang kamu dapat untuk kemanfaatan orang banyak.
Rara Rastri


Mari sayangku kita jaga bersama mimpi-mimpi kita
Mimpi, bukan ambisi
Ambisi bisa melukai,
mimpi bisa menginspirasi.
Itu bedanya.

(Fanada Sholihah Senna)


Mentari lekas berlalu kala senja mengambil alih
Aku melihat jiwa-jiwa yang tidak sejalan
Berjalan berceceran
dan tinggi ego
Bukan hakim
tetapi berusaha menjadi serupa

Lantas aku berkaca
Adakah bagian diriku yang serupa itu?


Pemalang, 15 Agustus 2019
flower in the rain
(dok. rara sansekerta)


Aku ingin bercengkrama dengan semesta
kusebut nama pemuda negeri yang tak terkendali oleh alam
tiba-tiba ia senang luruh, lalu luluh lantah

Aku ingin jadi embun yang menyejukkan
yang tak pandai layu
yang senantiasa berbinar
agar tak kutemui namamu dalam kosakata pada kamus senduku

Aku ingin menerjang pagi dengan cara yang tak disangka-sangka
agar risau menjadi hilang
dan sesak menjadi selesai

Aku ingin bicara dengan cara yang tak merusak apa-apa

Rara Rastri,
19.02.19

Terinspirasi oleh F.S. Senna
Newer Posts Older Posts Home

From Author

It's all about everything on Rara's mind.

POPULAR POSTS

  • Run
  • Kamu Tahu?
  • Aku

Blog Archive

  • June (1)
  • March (1)
  • January (1)
  • December (5)
  • November (2)
  • October (5)
  • September (3)
  • July (1)
  • June (4)
  • May (1)
  • April (1)
  • December (2)
  • November (2)
  • September (3)
  • February (1)
  • December (1)
  • October (1)
  • September (1)
  • August (1)
  • April (2)

Label

  • Personal
  • Kontemplasi
  • Opini
  • Artikel
  • Kutipan
  • Poem
Rastri Rara. Powered by Blogger.

Designed By OddThemes | Distributed By Blogger Templates | Created By Rara Rastri