Hidup ini singkat dan katanya cuma sekali. Jadi terlalu rugi rasanya kalau dihabiskan dengan hal-hal yang menjadikan aku benci dengan hidup. Segala yang dikerjakan dengan setengah hati tidak sepatutnya diperjuangkan lagi. Maka kalau memang hidup dianalogikan sebagai sebuah perjuangan, perjuangkanlah dengan sepenuh hati (walaupun menurutku hidup ini nggak melulu soal perjuangan). Untuk bisa mencapai tahap itu, artinya aku harus bisa berdamai dengan diri sendiri dahulu yang adalah susah. Dan dengan kemampuan itu, peran apapun yang aku mainkan di dunia akan bisa aku hayati sehingga pada akhirnya menjadi sesuatu yang berarti. Jadi… kalau memang hidup ini punya arti, semoga itu adalah titik temu antara menjadi diri sendiri dan kesempatan untuk bisa terus berbagi. Begitulah kiranya yang aku pahami.
Walau diluluh lantah, walau menemui terjal.
Berdiri kokoh, bersahaja, dan tetap membumi.
Semoga tetap mampu berfikir jernih, di tengah kebisingan.
Menjaga diri, dan senantiasa bertumbuh.
Terbang bebas tetapi selalu menemukan jalan untuk pulang.
Semoga…
Selalu mampu berbincang soal apapun, sampai kapanpun.
Rara Rastri,
1 Juli 2020
dok. rarasansekerta |
-
"Susah mau jalan kalau kaca helm-nya berkabut", begitu katanya. Barangkali yang dimaksud itu kaca helm-nya tertutup embun karena udara dingin, jadi terlihat berkabut. Atau memang kaca helm-nya jernih saja, cuma jalanan berkabut. Entahlah.,
Aku pikir kaca kita memang penuh embun di sepanjang akhir perjalanan ini, suasananya sejuk cenderung dingin. Bahkan terkadang aku hampir tidak bisa bernafas karena cuaca yang amat dingin dan jalanan yang tak menentu. Beberapa waktu ini kita melihat cahaya yang saat ini telah menghantarkan kita ke tempat yang lebih hangat. Sial, butuh beberapa saat untuk membersihkan embun-embun itu dari kaca helmku. Aku tidak tahu denganmu, tapi aku akan berusaha untuk membersihkan milikku, membiarkan cahaya matahari pagi yang hangat itu masuk perlahan. Disaat itulah aku bisa bernafas kembali.
Rara Rastri,
26 Juni 2020
You should be kind to yourself. You should love yourself. You're worthty. You should have unconditional love to yourself. You can push yourself because I know you can do it, not because if you don't push i'm not gonna love you.
- Dian Sastrowardoyo dalam Smalltalks Greathmind bertajuk : Perfeksionisme dengan Dian Sastrowardoyo
- Dian Sastrowardoyo dalam Smalltalks Greathmind bertajuk : Perfeksionisme dengan Dian Sastrowardoyo
dok : rarasansekerta |
-
Perbincangan panjang tentang hari depan nan luas selalu jadi topik yang menarik buatku. Tentang bagaimana cara kita bertahan hidup, memaknai setiap perjalanan, bagaimana masing-masing dari kita mendorong diri sendiri kepada titik yang sejak lama kita inginkan. Semua butuh kerja keras bukan?. Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Sebuah pantun yang masih terdengar epik hingga saat ini, setidaknya buatku. Dengan umur yang semakin bertambah, barangkali banyak dari kita semakin jadi pemikir ulung. Bagaimana tidak? Pertanyaan-pernyataan yang esensiil tiba-tiba semakin banyak muncul dari dalam diri, tentang apa sebenarnya tujuan kita dilahirkan dibumi, apa sebenarnya yang benar-benar kita inginkan dan butuhkan, bagimana kita memahami hiruk pikuk kehidupan yang semakin rumit dan banyak lagi pertanyaan lainnya. Sudah semestinya kita punya agenda, bertanggungjawab atas segala keputusan yang kita buat, dan mempersiapkan diri untuk masa mendatang. Memang kata-kata selalu terlihat mudah daripada ketika mempraktikannya, tapi tidak ada yang mustahil apabila kita mau terus belajar dan berusaha. Kamu sependapat denganku?. Masing-masing dari kita punya warna yang berbeda, juga masa yang berbeda. Tentang rencana-rencana yang tertunda, atau mimpi-mimpi yang belum tercapai, tenang kalian tidak sendiri. Setidaknya kondisi kita sama, tetapi semangat yang membara harus selalu ada di dalam diri. Semangat itulah yang pada akhirnya akan menjadikan kita terus merasa hidup.
Perbincangan panjang tentang hari depan nan luas selalu jadi topik yang menarik buatku. Tentang bagaimana cara kita bertahan hidup, memaknai setiap perjalanan, bagaimana masing-masing dari kita mendorong diri sendiri kepada titik yang sejak lama kita inginkan. Semua butuh kerja keras bukan?. Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Sebuah pantun yang masih terdengar epik hingga saat ini, setidaknya buatku. Dengan umur yang semakin bertambah, barangkali banyak dari kita semakin jadi pemikir ulung. Bagaimana tidak? Pertanyaan-pernyataan yang esensiil tiba-tiba semakin banyak muncul dari dalam diri, tentang apa sebenarnya tujuan kita dilahirkan dibumi, apa sebenarnya yang benar-benar kita inginkan dan butuhkan, bagimana kita memahami hiruk pikuk kehidupan yang semakin rumit dan banyak lagi pertanyaan lainnya. Sudah semestinya kita punya agenda, bertanggungjawab atas segala keputusan yang kita buat, dan mempersiapkan diri untuk masa mendatang. Memang kata-kata selalu terlihat mudah daripada ketika mempraktikannya, tapi tidak ada yang mustahil apabila kita mau terus belajar dan berusaha. Kamu sependapat denganku?. Masing-masing dari kita punya warna yang berbeda, juga masa yang berbeda. Tentang rencana-rencana yang tertunda, atau mimpi-mimpi yang belum tercapai, tenang kalian tidak sendiri. Setidaknya kondisi kita sama, tetapi semangat yang membara harus selalu ada di dalam diri. Semangat itulah yang pada akhirnya akan menjadikan kita terus merasa hidup.
Pada akhirnya fokus pada diri sendiri menjadi hal yang sangat penting di masa-masa sekarang. Aku ingin mengambil kendali atas diriku sendiri, terbang bebas dan selalu ingin belajar. Barangkali akan ada seseorang yang mampu melihatnya dan berkata, “maka aku juga akan berusaha lebih keras lagi”. Pada akhirnya itu adalah upaya kita untuk memperbaiki diri dan menjadi pribadi yang utuh.
Rara Rastri, 22 Tahun.
Semarang, 10 Juni 2020
From Author
It's all about everything on Rara's mind.
POPULAR POSTS
Blog Archive
Rastri Rara. Powered by Blogger.