Zona Nyaman
December 27, 2020
doc : therumahproperty.com-Pada sebuah kesempatan dalam diskusi singkat, seorang dosen menyampaikan pernyataan seperti ini “zona nyaman adalah boomerang, keluar dari sana lalu cari zona aman”. Sayangnya perbincangan kami berlalu begitu saja hingga aku tak
Catatan Singkat Tentang 2020
December 18, 2020
doc : rarasansekerta-Selalu ada pelajaran yang bisa dipetik dari setiap kejadian. Bahkan disaat kondisi yang sepertinya sulit sekali buat kita bersyukur dan menerimanya. Barangkali apabila dirangkum, kalimat yang tepat untuk menggambarkan tahun 2020
Run
December 05, 2020
We are living in our twenties and grow as we go. We still have a long the way to go. There's no rule to how we should roll cause everybody got a life
![]() |
doc : canva.com |
-
Sampai di umur (yang masih) 22 tahun seperti sekarang, aku sangat bersyukur karena jarang banget ditanyain soal kapan nikah sama orang-orang. Karena faktor face kali ya, hahahaha (definisi menolak tua). Yah... sejujurnya aku sangat menikmati berada di fase-fase sekarang, meskipun nggak mudah dan banyak sekali hal-hal yang telah terjadi, seperti gimana rasanya berjuang untuk lulus dengan segala kendala yang ada, gimana caranya biar tetep produktif dan cari uang ditengah pandemi, atau gimana caranya berdamai dengan diri sendiri dan menyikapi hal-hal yang nggak mengenakkan tetapi harus dihadapi. But I enjoy it. Di masa-masa menjelang kelulusan seperti sekarang, pertanyaan dari orang-orang (dan aku sendiri juga sih) yang sering banget muncul adalah “Jadi setelah lulus, apa?”, Jawabannya tergantung. Ada opsi jawaban serius dan enggak, hahaha. Biasanya kalau sama orang-orang dekat atau yang aku udah percaya, bisa aku ceritain rencana dan harapan-harapan sedetail mungkin. Kalau buat yang kepo aja salah satu jawaban yang bisa diberikan, yaitu “ya mau cari kerja” atau “mau meditasi di gunung sampai mati” hahaha (canda gais).
Terlepas dari semua rencana, baik rencana kecil, rencana besar dan rencanaku untuk tidak berencana, kehidupan setelah lulus memang semakin sulit. Benar kata bapak, “satu-satunya orang yang bisa kamu gantungkan adalah dirimu sendiri, (itu) termasuk keputusan-keputusan mandiri yang harus kamu ambil”. Dari sini aku belajar soal kebebasan memilih, kebebasan berpendapat dan kebebasan berfikir. Menurutku, hal yang paling memorable selama hidup bersama keluarga adalah saat-saat ketika salah satu anggota keluarga ada yang memantik pembicaraan soal isu atau peristiwa yang sedang hangat dan pada akhirnya masing-masing anggota keluarga menyampaikan pandangannya. Nggak jarang kami berdebat karena berusaha mempertahankan argumen dengan bukti-bukti pendukung. Hahaha. Itu adalah hal-hal terbaik yang aku dapatkan. Dari hal tersebut, aku akhirnya punya pemahaman bahwa hidup adalah tentang memilih. Dengan memilih kita berarti menggunakan hak kita sebagai manusia yang bebas untuk berfikir dan menentukan hidup kita sendiri. Memilih untuk bahagia, memilih untuk kaya, atau memilih untuk menjadi apa adanya, barangkali.
Pada perjalanan yang aku telah lewati, ‘pilihan’ tersebut yang membuat aku banyak berfikir tentang konsep sukses dan bahagia. Aku melihat bahwa hingga saat ini banyak orang yang mendefinisikan paradigma sukses selalu identik dengan hal yang berbau materiil. Contohnya sukses adalah keadaan dimana kita kaya raya, punya karir yang melejit, eksis di dunia maya maupun riil, punya rumah besar, punya mobil, dll. Begitupun arti bahagia, relative memang. Ada yang mendefinisikan bahagia itu adalah ketika melihat hal-hal kecil; seperti melihat pepohonan rindang, menikmati waktu bersama orang-orang terdekat, bahagia adalah ketika melihat orang tua bahagia, bahagia itu ketika masuk surga, ada juga yang mendefinisikan bahagia ketika telah berhasil mencapai cita-cita.
Masalah benar atau salah, itu bukan otoritasku untuk membuat penghakiman. Tetapi melalui keputusan-keputusan yang telah aku ambil kemarin, aku sadar bahwa itu adalah sebuah jalan yang menghantarkanku kepada pencerahan (Hahaha lebay banget bahasa nya, tapi mengertilah ya). Jujur saja definisi sukses dan bahagiaku masih bimbang layaknya sebuah jalan yang bercabang dua. Egoku masih kerap berteriak buat mengejar karir secepat mungkin, mendapat pekerjaan sesuai keinginan, ikut projek ini itu, cepet-cepet cari beasiswa, punya hunian hasil kerja keras sendiri, nyenengin keluarga, ketemu sama my mr. right dan masih banyak lagi misi-misi dalam hidup ini. Tetapi di sisi lain, aku bisa banget membayangkan kehidupan yang bahagia adalah kehidupan yang simpel seperti melihat hamparan hijau sawah tiap bangun pagi-pagi, jalan-jalan menikmati udara segar tiap pagi, Mendesain sendiri hunian tempat tinggal yang sederhana sama suami dan punya kebun di belakang rumah buat ditanami sayuran atau buah-buahan organik. Kalau mau masak tinggal ambil bahan dari kebun. Meditasi tiap pagi, punya jadwal latihan bela diri rutin, bikin cupcake dan jus sayur tiap hari sabtu, nyetel lagu keras-keras dan nyanyi sesuka hati, ngoceh ngalur ngidul dan tau pasti bahwa ada seseorang yang mendengarkan dengan senang hati tanpa menjudge. jalan-jalan ke tempat baru, punya rooftop dan bikin agenda rutin nonton bioskop ala-ala sambil minum cokelat panas. Atau masak-masak dan bikin piknik ala-ala sama keluarga kecil nanti.
Meskipun (mungkin) ada hal-hal yang terdengar menye-menye, tapi kedua impian itu selalu hidup dalam mimpi-mimpi aku. Pada hari-hari tertentu kecenderungan hati bisa kekanan dan pada waktu tertentu, ia bisa ke kiri. Tapi, aku akhirnya jadi sadar satu hal, bahwa pikiranku akan selalu condong ke depan, atau sesekali ke belakang, mencoba memperbaiki hari ini lewat pengalaman-pengalaman masa lalu. Dan saat itu juga aku baru tersadar, bahwa sukses dan bahagia, sebenarnya ada di hari ini, bahwa sampai saat ini kita masih mampu terus berusaha dan dapat menghabiskan waktu bersama orang-orang yang kita sayang.
Selamat malam untuk para pembaca,
Semoga sukses dan bahagia selalu!
Menulis
October 28, 2020
Keterbatasan dalam mengekspresikan emosi membawaku kepada apa yang disebut dengan kegiatan menulis. Ada banyak sekali peristiwa, ide, emosi ataupun keresahan yang tak mampu tersampaikan secara lisan, yang pada realisasinya aku mampu tumpahkan dalam
Sebuah Refleksi Emosi
September 28, 2020
Beberapa bulan terakhir seringkali aku mengeluh soal hidup, soal hari ini, juga soal segala kesulitan yang sedang aku hadapi saat ini. Aku belum pandai mengerti. Barangkali aku terlalu fokus pada hal-hal yang gagal
Perjalanan Menemukan Diri Sendiri
September 04, 2020
Hidup ini singkat dan katanya cuma sekali. Jadi terlalu rugi rasanya kalau dihabiskan dengan hal-hal yang menjadikan aku benci dengan hidup. Segala yang dikerjakan dengan setengah hati tidak sepatutnya diperjuangkan lagi. Maka kalau
Kabut Kemarin Sore
June 26, 2020
dok. rarasansekerta - "Susah mau jalan kalau kaca helm-nya berkabut", begitu katanya. Barangkali yang dimaksud itu kaca helm-nya tertutup embun karena udara dingin, jadi terlihat berkabut. Atau memang kaca helm-nya jernih saja, cuma
Pada Akhirnya
June 10, 2020
dok : rarasansekerta -Perbincangan panjang tentang hari depan nan luas selalu jadi topik yang menarik buatku. Tentang bagaimana cara kita bertahan hidup, memaknai setiap perjalanan, bagaimana masing-masing dari kita mendorong diri sendiri kepada
Kamu Tahu?
May 09, 2020
Source : google pictures - Ada hal-hal yang orang lain tidak akan pernah mengerti. Seperti rasanya ketika melihat ketidakadilan yang masih terus berjalan, menerus dan terus pada sebuah tempat yang sama. Atau ketika
di Tengah Pandemi
April 25, 2020
Ketidakpastian adalah kepastian itu sendiri Sudah satu bulan lebih sejak pandemi covid-19 ini berlangsung pemerintah menerapkan kebijakan Work From Home (WFH). Tepatnya pada tanggal 17 Maret 2020 hingga waktu yang belum ditentukan. Dengan
21 Tahun
November 02, 2019
Dok : Fernando F., Loc : Pemalang Sering bingung mau ngapain sementara isi kepala penuh. Saking banyaknya yang dipikirin jadi bingung sebenernya aku mikirin apa sih. Usiaku saat ini 21 tahun. Bagiku ini adalah
Dini Hari
September 19, 2019
Mentari lekas berlalu kala senja mengambil alih Aku melihat jiwa-jiwa yang tidak sejalan Berjalan berceceran dan tinggi ego Bukan hakim tetapi berusaha menjadi serupa Lantas aku berkaca Adakah bagian diriku yang serupa itu?
I've Got a Letter
September 17, 2018
Yes, I'm an introvert
August 19, 2018
introvert illustration Selamat Pagi! Akhirnya setelah sekian lama terbengkalai, akan ada lagi tulisan-tulisan random yang semoga bermanfaat. firstly, sebenernya awalnya aku masih sering bingung buat mengindentifikasi diri sendiri apakah aku masuk introvert, outgoing