Rastri Rara
dok : rarasansekerta
-
Perbincangan panjang tentang hari depan nan luas selalu jadi topik yang menarik buatku. Tentang bagaimana cara kita bertahan hidup, memaknai setiap perjalanan, bagaimana masing-masing dari kita mendorong diri sendiri kepada titik yang sejak lama kita inginkan. Semua butuh kerja keras bukan?. Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Sebuah pantun yang masih terdengar epik hingga saat ini, setidaknya buatku. Dengan umur yang semakin bertambah, barangkali banyak dari kita semakin jadi pemikir ulung. Bagaimana tidak? Pertanyaan-pernyataan yang esensiil tiba-tiba semakin banyak muncul dari dalam diri, tentang apa sebenarnya tujuan kita dilahirkan dibumi, apa sebenarnya yang benar-benar kita inginkan dan butuhkan, bagimana kita memahami hiruk pikuk kehidupan yang semakin rumit dan banyak lagi pertanyaan lainnya. Sudah semestinya kita punya agenda, bertanggungjawab atas segala keputusan yang kita buat, dan mempersiapkan diri untuk masa mendatang. Memang kata-kata selalu terlihat mudah daripada ketika mempraktikannya, tapi tidak ada yang mustahil apabila kita mau terus belajar dan berusaha. Kamu sependapat denganku?. Masing-masing dari kita punya warna yang berbeda, juga masa yang berbeda. Tentang rencana-rencana yang tertunda, atau mimpi-mimpi yang belum tercapai, tenang kalian tidak sendiri. Setidaknya kondisi kita sama, tetapi semangat yang membara harus selalu ada di dalam diri. Semangat itulah yang pada akhirnya akan menjadikan kita terus merasa hidup.

Pada akhirnya fokus pada diri sendiri menjadi hal yang sangat penting di masa-masa sekarang. Aku ingin mengambil kendali atas diriku sendiri, terbang bebas dan selalu ingin belajar. Barangkali akan ada seseorang yang mampu melihatnya dan berkata, “maka aku juga akan berusaha lebih keras lagi”. Pada akhirnya itu adalah upaya kita untuk memperbaiki diri dan menjadi pribadi yang utuh. 


Rara Rastri, 22 Tahun. 
Semarang, 10 Juni 2020
Source : google pictures
-
Ada hal-hal yang orang lain tidak akan pernah mengerti. Seperti rasanya ketika melihat ketidakadilan yang masih terus berjalan, menerus dan terus pada sebuah tempat yang sama. Atau ketika pikiran gelap mengulang secara tiba-tiba dan menelan semua keinginan dan hasrat yang telah ada. Seperti ketika menerima pesan bela sungkawa yang sebenarnya tak bisa menggantikan rasa kehilangan yang akan terus ada untuk waktu yang lama. Seperti menahan rasa sakit yang menusuk sambil sibuk membuatnya seakan terlihat tidak terjadi apa-apa. Seperti perjalanan penemuan diri sendiri yang berujung pada keputusan-keputusan yang memisahkan hari ini dengan masa lalu. Seperti hal-hal yang terjadi di dalam keluarga, dan bagaimana aku mencoba memahaminya. Seperti nikmatnya kebebasan-kebebasan soal dimana aku tak perlu tunduk pada konstrunsi sosial yang menindas. Seperti perasaan damai yang muncul dari lingkungan yang asri dan dedaunan yang hijau. Seperti ketakutan akan perpisahan dengan orang-orang yang kita sayangi. Seperti semangat yang membara atau alasan dibalik tindakan-tindakan yang telah kita ambil. Seperti kecemasan akan hal-hal yang akan terjadi. Seperti rasanya tumbuh dalam perbedaan. Seperti rasanya keputusasaan, kepasrahan yang didorong oleh kesadaran akan realitas yang ada. Seperti sulitnya mengekspresikan emosi atau perasaan sedih yang tiba-tiba. 

Ada hal-hal yang orang lain tidak akan pernah mengerti. Mungkin mereka tidak mau (mampu untuk) mengerti. (ya, sepertinya) Mereka tidak akan mengerti. Tapi aku (mungkin, semoga) mengerti.

Pada akhirnya, hanya kita sendiri yang benar-benar mengerti, apa, siapa, bagaimana dan mengapa di balik hal-hal yang kita miliki.

Purwodadi, 9 Mei 2020


 

Ketidakpastian adalah kepastian itu sendiri 
Sudah satu bulan lebih sejak pandemi covid-19 ini berlangsung pemerintah menerapkan kebijakan Work From Home (WFH). Tepatnya pada tanggal 17 Maret 2020 hingga waktu yang belum ditentukan. Dengan diterapkannya kebijakan tersebut, banyak kantor khususnya instansi pemerintah yang tidak dapat secara langsung melayani masyarakat. Saya adalah salah salah satu  dari sekian banyak masyarakat yang terdampak. Sebagai mahasiswi tingkat akhir, saat ini saya sedang berada pada tahap penelitian lapangan. Mulai 17 Maret penelitian lapangan saya harus tertunda karena kebutuhan data yang sebagian berasal dari instansi pemerintah belum bisa didapatkan. Sebagian yang lain mampu untuk didapatkan karena tersedia secara daring, namun kebanyakan data berupa dokumen dan arsip yang bersifat tertutup atau rahasia sehingga harus melakukan interaksi dan meminta ijin secara langsung. Bukan hanya saya, saya yakin sebagian teman-teman juga merasakan hal tersebut. Saya pikir ini benar-benar mengacaukan timeline yang sudah direncanakan. Tetapi selepas ini semua, positif thinking dapat benar-benar membantu dalam mengurangi kecemasan. Bahwa yang kita alami ini adalah sesuatu yang tidak dapat kita kendalikan sebagai manusia, I believe that everything happens for a reason. Semoga kita bisa saling menjaga di tengah pandemi ini dan semoga Tuhan senantiasa melindungi.


Purwodadi, 25 April 2020


 

Jadilah apapun yang kamu mau dan berbahagialah atas pilihan itu 
- Anonim


Semakin dewasa, aku belajar bahwa nggak semua yang aku inginkan harus aku dapatkan.

Terkadang aku heran dengan sifat bawaanku yang satu ini. Sejak kecil aku selalu berfikir bahwa apa yang aku inginkan harus aku usahakan dan aku dapatkan. Tapi ternyata ada hal yang lebih luas dari itu, kita berjalan di muka bumi bukan karena kehendak kita sendiri, ada kekuatan yang lebih besar di atas kita. Meskipun kita punya keinginan dan telah mengusahakan yang terbaik, tetapi kalau kekuatan yang berada di atas kita nggak menghendaki, ya kita nggak bisa apa-apa.

Dari hal tersebut aku belajar ikhlas. Belajar bahwa apa yang bukan disiapkan untukku, selamanya nggak akan sampai ke aku. Belajar menerima semua ketetapan-Nya, bahwa apapun yang kutemui dalam perjalanan ini adalah bagian dari garis ketetapan Tuhan untukku. 

Percayalah, Tuhan tidak pernah menyengajakan kita ke tempat yang salah.

Rara Rastri
Semarang, 4 Desember 2019


Yang aku tau mereka tidak perlu tau prosesmu, cukup simpan saja itu dan keluarkan jika dibutuhkan. Mereka hanya tau hasil, itu pointnya.

Aku sudah sering bilang "good things take time". Tidak ada jaminan sesuatu yang diselesaikan dengan cepat sudah pasti hasilnya kurang maksimal. begitupun sebaliknya, sesuatu yang diselesaikan dengan waktu lama akan maksimal hasilnya. kunci dari kata-kata saya adalah "time". Kapabilitas kita berbeda-beda, masing-masing orang punya waktu yang berbeda untuk menyelesaikan sesuatu. Analoginya seperti ini, seorang seniman akan membuat karya sesuai apa yang ia inginkan dalam jangka waktu tertentu. Antara seniman satu dengan yang lainnya jelas berbeda, baik dari segi waktu penyelesaiannya, pun hasilnya.

Aku juga sudah bilang, ini sangat personal. maka dari itu mereka tidak perlu tau prosesmu. Terkadang beberapa orang hanya ingin tahu, bahkan menjadikan proses seseorang sebagai indikator untuk proses mereka (ini yang enggak banget) dan bukan berniat untuk sharing, tukar pikiran, memberi kritik/saran. Padahal di masa-masa sekarang dimana lagi pusing-pusingnya menghadapi hiruk pikuk perskripsian kita butuh dikelilingi orang-orang yang saling menguatkan a.k.a support system. Kelompok diskusi atau sharing nampaknya jadi solusi yang tepat untuk membantu kita terus berprogres, pertanyaan seperti "udah sampai mana ngerjainnya", "Aku dapet literatur tentang topik mu", "Tentang konsep ini, coba baca bukunya...." dan masih banyak lagi. Secara nggak langsung kita ter-monitoring.

Bil's quotes : patuhi timeline yang kita buat sendiri, fokus, kerjakan sebaik mungkin tapi ojo sepaneng. urip nek digawe sepaneng gak asik. 


Rara Rastri,
Kamis, 21 November 2019

Newer Posts Older Posts Home

From Author

It's all about everything on Rara's mind.

POPULAR POSTS

  • Run
  • Kamu Tahu?
  • Aku

Blog Archive

  • June (1)
  • March (1)
  • January (1)
  • December (5)
  • November (2)
  • October (5)
  • September (3)
  • July (1)
  • June (4)
  • May (1)
  • April (1)
  • December (2)
  • November (2)
  • September (3)
  • February (1)
  • December (1)
  • October (1)
  • September (1)
  • August (1)
  • April (2)

Label

  • Personal
  • Kontemplasi
  • Opini
  • Artikel
  • Kutipan
  • Poem
Rastri Rara. Powered by Blogger.

Designed By OddThemes | Distributed By Blogger Templates | Created By Rara Rastri